Kata istighâtsah berasal dan kata kerja lampau (Fi’il Madhi) غَاثَ,
kata kerja sekarang/yang akan datang (Fiil mudhari’)يَغِثُ , asal kata (Masdar)
غَيْثَا
yang artinya adalah “hujan” seperti digunakan Allah Swt dalam al-Qur ân
surah Yusuf [12]: 49, “Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya
manusia diberi hujan yang cukup dan di masa itu mereka memeras anggur”.
Di dalam al-Qur ân surah Luqman [31]: 34, Allah berfirman, “Sesungguhnya
hanya Allah, yang mengetahui ilmu tentang hari kiamat; dan Dia-lah yang
menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorang
pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan terjadi besok. Dan tiada
seorang pun yang dapat rnengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal yang batin serta yang dohir (Maha
Mengenal).“
Dalam surah al-Hadîd [57]: 20, Allah Swt. memberikan perumpamaan
terhadap ayat ini, “Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkankan para
petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning
kemudian menjadi hancur.”
Istighâtsah digunakan oleh Allah Swt. dalam surah Al-Anfâl [8]:
9, berkaitan dengan Perang Badar, “Ingatlah, ketika kamu memohon pertolongan
kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguh-nya Aku akan
mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.”
Kalau kita kumpulkan kamus al-Qur ân, dan al-Hadits maka sinonim
dan penggunaan, kata istighâtsah itu artinya meliputi,
a. Permohonan agar
diberi hujan.
b. Permohonan agar
diberi air.
c. Permohonan agar
diberi cahaya.
d. Permohonan agar diberi
rahmat.
e. Permohonan agar
diberi pertolongan.
f. Permohonan agar
diberi rezeki.
g. Permohonan agar
diberi kemenangan.
h. Sinonim dengan doa
permohonan atau isti‘ânah.
i. Sinonim dengan
isti’âdzah (permohonan perlindungan).
Kata استغاثة
(istighâtsah) ini
sudah digunakan oleh Nabi-nabi sebelum Muhammad Saww diantaranya :
a. Nabi Zakaria ‘a.s. ketika bertanding dengan
12 orang murid-muridnya, siapa yang akan memelihara Maryam, maka mereka sepakat
ke sungai Yordan, siapa yang penanya melawan arus dialah yang memelihara
Manyam. Seluruh pena murid-muridnya yang 12 orang itu hanyut semua,
tetapi pena Nabi Zakariya melawan arus. Apa resepnya? Resepnya doa:
يَاحَيُّ
يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ اَسْتَغِيْثُ
“Ya Allah yang Maha Hidup dan Bendiri sendiri, dengan “rahmat-Mu
aku meminta.” (lihat Tafsir Mizan).
b. Ketika Nabi Sulaiman
‘a.s. memerintahkan kepada Jin dan Manusia agar memindahkan istana Ratu Balqis
dari San’a (Yaman) ke Madnah al-Khalil / Hebron maka Ashaf bin Bakhraya Wazir
Nabi Sulaiman ‘a.s. seorang Ahli Kitab memindahkan istana Ratu Balqis sekejap
mata saja. Apa yang diamalkan oleh Ashaf? Beliau beristighâtsah dengan doa:
يَاحَيُّ
يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ اَسْتَغِيْثُ
c. Diriwayatkan pula
bahwa Nabi Isa ‘a.s. kalau akan mengobati orang atau menghidupkan orang mati,
beliau menggunakan air dan beristighâtsah:
يَاحَيُّ
يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ اَسْتَغِيْثُ
d. Istighâtsah
Rasulullah Saww setiap menghadapi peperangan terutama perang Badar Rasulullah
Saww beristighâtsah dengan doa:
يَاحَيُّ
يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ اَسْتَغِيْثُ
Di dalam khazanah Islam macam-macam doa meliputi: isti’ânah,
istighâtsah, juga munajat, serta hizib-hizib yang artinya meminta
keselamatan kepada Allah Swt pada amalan ahli hikmah yaitu:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ اِذَاكَرَّبَهُ اَمْرٌ قَالَ يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ
اَسْتَغِيْثُ
“Adalah Nabi Saww
apabila menghadapi kesulitan suka berdoa: Ya Allah yang Maha Hidup dan Berdiri
sendiri rahmat-Mu yang aku harapkan yang aku minta“ (Hr. Tirmizi dari Anas r.’a.)
Dalam riwayat lain:
يَا
حَيُّ يَا قَيُّوْمُ ، لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ، بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ،
أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلىَ نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
.
“Ya Hayyu ya Qayyum,
tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Engkau, rahmat-Mu yang aku minta,
salehkanlah keadaan saya seluruhnya, dan jangan biarkan aku lepas dari
penjagaan-Mu segejap matapun juga”.
Doa-doa atau istighâtsah dalam buku ini diambil dari al-Qur ân
dan al-Sunnah Rasulullah Saww. Doa-doa dalam buku ini dapat digunakan sendiri
atau berjamaah.
Berdoa sendiri-sendiri tidak ada ikhtilaf (perbedaan
pendapat), tetapi berdoa berjamaah (bersama-sama) di bawah seorang Imam, ada
yang menyanggahnya.
Tetapi jika kita mendalami al-Qur ân dan Hadis-hadis Nabi, kita
akan menemukan banyak dalil yang mengungkap keutamaan zikir berjamaah atau doa
berjamaah. Dalilnya sangat banyak sekali
diantaranya:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يقول : لا يَجْتَمِعُ
مَلَأٌ فَيَدْعُوْ بَعْضُهُمْ وَيُؤَمِّنُ بَعْضُهُمْ اِلِّا اَجَابَهُمُ اللهُ.
“Tidaklah
berkumpul satu kelompok terus sebagian mereka berdoa dan mengaminkan sebagian
diantara mereka niscaya Allah akan mengijabah doa mereka”. (HR. Hakim dan Baihaqi, dari Habib bin
Salmah Al Fahri r.’a.)
Ada hadis yang populer yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan
Abu Daud dari Abi Hurairah r.’a.:
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةُ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلم قَالَ مَا اجْتَمَعَ
قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ
وَيَتَدَارَسُوْنَهُ فِيْمَا بَيْنَهُمْ
اِلا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ
السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَخَفَّتْهُمُ الْمَلائِكَةُ
وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ.
“Dari Abu Hurairah r.’a. berkata:
Rasulullah. Saww bersabda: “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu
rumah-rumah Allah, kemudian mereka
membaca al- Qur ân dan saling rnempelajarinya satu sama lain, melainkan
diturunkan sakinah (ketentraman) atas mereka, rahmat meliputi mereka, para malaikat rahmat mengelilingi mereka, dan Allah Swt menyebut-nyebut mereka di depan majelis
malaikat.” (Hr. Muslim dan Abu Daud)
Oleh karena itu maka berkumpul melaksanakan istighâtsah adalah
sunnah Nabi yang sangat dianjurkan.
Doa-doa istighâtsah ini murni
semata-mata memohon rahmat, pertolongan, cahaya, rezeki, ampunan dan maghfirah dari Allah Swt, tidak ada hubungannya dengan
politik partai atau golongan. Mudah-mudahan doa yang ikhlas ini di ijabah oleh Allah Swt.
Ukuran : 10,5 x 14,5 cm.
Tebal : 176 hal.
Harga : Rp. 25.000,-
Pemesanan : Haitami – 0813 12322631
Tidak ada komentar:
Posting Komentar