Selasa, 27 Oktober 2020

TAFSIR AYAT-AYAT HAJI : MENUJU BAITULLAH BERBEKAL AL QURAN

 


Alhamdulillah, dengan rahmat dan hidayah Allah Swt, kami telah menyusun tafsir Al-Quran yang secara khusus membahas ayat-ayat yang berkenaan dengan ibadah haji. Tak dipungkiri, para fuqaha telah banyak membahas ibadah haji dari aspek fiqh sesuai dengan mazhabnya masing-masing. Namun, mereka pada umumnya lebih menekankan pada hadis-hadis Nabi Saw. dan kurang menonjolkan pesan dan semangat Al-Quran dalam ibadah yang menjadi rukun pamungkas Islam itu. Akibatnya, umat kadang melaksanakan haji lepas dan kendali utamanya, yaitu ayat-ayat Al-Quran. Hal ini sama halnya jika kita membuka kitab fiqih mengenai thahârah (bersuci), shalat, dan bab-bab lainnya.

 

Diakui, para fuqaha menjelaskan berbagai tata cara ibadah dengan semangat menjabarkan Al-Quran melalui hadis-hadis Nabi Saw. Namun, hal ini tak pelak melahirkan perbedaan dalam tata cara ibadah, meski yang paling ragam terdapat dalam cabangnya atau rantingnya saja. Pada akhirnya, jika kita perhatikan secara saksama, banyak riwayat yang bertentangan, baik yang masih mungkin untuk ditarjih (diunggulkan) maupun yang harus ditolak salah satunya. Dan, umat pun kadang bingung menghadapi perbedaan pendapat, dan bahkan berselisih atas suatu simpulan fiqih yang amat tajam.

 

Memahami haji secara langsung dari Al-Quran juga akan menemukan perbedaan, tetapi tidak separah ketika kita mencoba memaparkan hadis-hadis Nabi Saw. yang bertolak belakang. Setidaknya, perbedaan yang timbul ketika kita memahami haji melalui ayat-ayat Al-Quran adalah disebabkan oleh:

 

1.    Perbedaan pendapat ulama.

2.    Perbedaan qira’ah (bacaan) Al-Quran.

3.    Perbedaan riwayat.

4.    Perbedaan penggunaan ushul fiqih sehingga berbeda dalam istinbâth (penetapan hukum).

5.    Penggunaan kriteria dalam penggunaan dalil, apakah Al­Quran yang lebih utama atau hadis yang harus didahulukan.

6.    Perbedaan penilaian karena kemajuan zaman dan teknologi.

 

Betapapun ada perbedaan, sebagaimana dibahas dalam buku ini, kami akan berusaha menyajikan dengan menonjolkan ukhuwah (persaudaraan), memilih satu pendapat tanpa menyalahkan pendapat yang lain, atau mengambil seluruh pendapat dan menerapkannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang sesuai berdasarkan:

 

1.    Ihthiyäth, sikap kehati-hatian dengan memilih pendapat yang paling aman.

2.    Mengutamakan dan mendahulukan Al-Quran daripada hadis.

3.    Menerapkan hukum berdasarkan situasi dan kondisi karena haji dalam pelaksanaannya memiliki berbagai alternatif.

 

Dengan metode ini ukhuwah dapat terjaga, dan jiwa ujub (merasa benar sendiri) dapat dihindarkan. Mudah-mudahan para pembaca - khususnya jamaah haji - memperoleh informasi yang luas melalui buku ini. Dengan informasi ini, wawasan haji bertambah luas, dan mereka dapat melaksanakan ibadah haji dengan hati yang mantap serta memahami dan menghayati ilmunya. Dan, inilah salah satu syarat menuju hajjan mabrura, sa‘yan masykür (haji yang sarat kebaikan dan diterima oleh Allah Swt.).

 

Ukuran : 14,5 x 20,5 cm.

Tebal : 260 hal.

Harga : Rp. 75.000,-

 

Untuk pemesanan hubungi: Abi Tami, HP/WA. 081312322631.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Pages

Most Trending