Siapa yang tidak kenal dengan ramalan Jayabaya
ini: Jamane jaman edan, nek ora edan ora keduman. Artinya, zaman
sekarang adalah zaman tidak karuan, yang tidak ikut-ikutan arus tidak akan
mendapat bagian.
Menakutkan ya? Tentu! Berarti kalau kita tidak
ikut-ikutan korupsi, karena sekarang sedang zaman korupsi, kita tidak akan
pernah kaya?
Bukan begitu, karena Jayabaya melanjutkan: sak
becik-becike uwong sing eling lan waspodo. Artinya, sebaik-baik orang
adalah yang ingat (pada Allah atau ajaran agama) dan waspada dengan segala
kondisi.
Ternyata yang lebih utama adalah yang tidak mengikuti
arus begitu saja, ikut gila-gilaan, meskipun barangkali dianggap ketinggalan
zaman.
Pada umumnya, para sarjana sepakat bahwa sumber
Ramalan Prabu Jayabaya ini sebenarnya hanya satu, yakni Kitab Asrar (Musarar)
karangan Sunan Giri Perapan (Sunan Giri ke-3) yang dikumpulkan pada tahun Saka
1540 = 1028 H = 1618 M. Setelah dilakukan penyempurnaan oleh para pujangga
akhirnya kitab ini dikenal sebagai “Jangka Jayabaya” karena dibuat
tatkala Prabu Jayabaya dari Kediri berkuasa tahun 1135-1157 M.