Senin, 09 Mei 2016

Tafsir Ayat-Ayat Haji Antara Ahlu al-Sunnah (Sunni) dan Ahlu al-Bait (Syiah)



Alhamdulillah dengan rahmat dan hidayah Allah Swt, kami telah menyusun Tafsir al-Qur ân Lintas Mazhab, yang membahas ayat-ayat yang berkenaan dengan ibadah haji, yang dicetak berulang kali 15 kali sejak 1993. Tak dimungkiri, para fuqahâ lelah banyak membahas ibadah haji dan aspek fiqh sesuai dengan mazhabnya masing-masing. Namun, me­reka pada umumnya bertolak dari hadis-hadis nabi Saww dan kurang menonjolkan ayat Qur ân-nya. Akibatnya, ummat kadang melaksanakan haji lepas dari kendali utamanya yaitu ayat-ayat al-Qur ân. Hal ini tak pelak melahirkan perbedaan dalam tata cara ibadah - meski yang terdapat dalam cabangnya atau rantingnya saja. Jika kita perhatikan secara saksama, banyak riwayat yang bertentangan, baik yang masih mungkin untuk ditarjih (diunggulkan) maupun yang harus ditolak salah satunya. Dan, ummat pun kadang bi­ngung menghadapi perbedaan pendapat, dan bahkan berselisih atas suatu kesimpulan fikhi yang amat tajam.
Untuk lebih mendalami pemahaman Haji dari aspek riwayat, maka saat ini kami menyusun Haji berdasarkan riwayat Ahlu al-Bait (Syiah), dan riwayat Ahlu al-Sunnah (Sunni), langsung kepada ayat-ayat al-Qur ân. Naskah ini adalah terjemahan dari kitab:  اَلْحَجُّ فِي الْقُرْآنِ(Haji dalam Al-Qurân), تَحْقِيْقُ مُعَاوِنِيَّةِ شُئُوْنِ التَّعْلِيْمِ وَالْبُحُوْثِ الْإِسْلاَمِيَّةِ فِي الْحَجِّ, yang diterbitkan oleh Urusan Pendidikan dan Haji Iran, yang diterbitkan tahun 1414 H. Terjemahan ini adalah ringkasan dari kitab tersebut, karena isinya terdiri dari aneka riwayat yang sangat banyak sekali, baik riwayat Sunni, maupun riwayat Ahlul Bait atau Syiah. Kitab ini saya temukan disebuah toko kitab, ketika bertugas studi banding tentang UU Wakaf di Teheran thn 2003.
Memahami haji secara langsung dari al-Qur ân dan Hadis berdasarkan riwayat baik dari Ahlu al-Sunnah maupun dari Ahlu al-Bait akan memberikan wawasan yang luas. Dengan wawasan kita yang luas, maka kita tidak akan pusing melihat perbedaan:

1.    Ihthiyäth, sikap kehati-halian dengan memilih pendapat yang paling aman.
2.    Mengutamakan dan mendahulukan al-Qur ân dari pada hadis.
3.    Menerapkan hukum berdasarkan situasi dan kondisi karena haji dalam pelaksanaannya memiliki berbagai alternatif.

Dengan melode ini ukhuwah dapat terjaga, dan jiwa ujub (merasa benar sendiri) dapat dihindarkan. Mudah-mudahan para pembaca - khususnya jamaah haji-memperoleh infor­masi yang luas melalui buku ini. Dengan informasi ini, wa­wasan haji bertambah luas, dan mereka dapat melaksanakan ibadah haji dengan hati yang mantap serta memahami dan menghayati ilmunya. Dan, inilah salah satu syarat menuju haji yang sarat kebaikan dan di­terima oleh Allah Swt (Mabrûr).
Dengan wawasan ibadah haji berdasarkan riwayat Ahlu al-Sunnah dan Ahlu al-Bait itu akan membuka ilmu dan wawasan kita, sehingga terjadi pencerahan dalam merealisasikan wahdah dan ukhuwah Islamiyah.

Ukuran : 14,5 x 20,5 cm.
Tebal : 168 hal.
Harga : Rp. 40.000,- 

Pemesanan, silahkan hubungi :
Abi Tami  (Muhammad Haitami)
HP/WA 081312322631

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Pages

Most Trending