Kamis, 24 November 2016

AT TA'QIBAT - Doa-Doa Harian dan Doa-Doa Ba'da Shalat



Salah satu ciri syariat Islam adalah dzikir. Kedudukan ahli dzikir disejajarkan dengan laki-laki dan perempuan yang beriman, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatan, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, dan laki-laki serta perempuan yang bersedekah dst.
Laki-laki dan wanita yang banyak melakukan dzikirullah. Allah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besarQS. Al Ahzab (33): 35.

Didalam riwayat disebutkan bahwa seseorang datang kepada Nabi dengan nada mengeluh, "Ya Rasul Allah, syariat Islam itu banyak, telah memberatkan kami, tunjukanlah satu pintu, dengannya itu kami dapat memperoleh semuanya!”. Rasul Saw. menjawab, "Basahi lidahmu dengan dzikir kepada Allah Swt".


Dzikir adalah ibadah yang dapat dilakukan oleh siapa saja, baik miskin maupun orang kaya, orang sibuk atau pengangguran, orang tua atau muda, pejalan kaki atau orang yang naik kendaraan. Dulu orang-orang Muhajirin yang tergolong miskin datang kepada Rasul saw. Dengan nada mengeluh berkata, "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya itu lebih dulu sampai kepada kedudukan yang terhormat dan merasakan kenikmatan".
Nabi bertanya, "Ada apa dengan mereka?" Mereka berkata, "Mereka bisa menegakkan shalat seperti halnya kami. Mereka bisa shaum seperti kami. Tetapi mereka bisa bersedekah sementara kami tidak. Mereka bisa memerdekakan budak padahal kami tidak".
Nabi Saw. bersabda, "Bukankah aku mengajarkan kamu sekalian sesuatu yang dengannya kamu dapat mendahului orang-orang yang mendahuluimu. Dengannya kamu dapat mendahului orang-orang terdahulu. Tidak seorangpun yang lebih utama daripada kamu kecuali yang melakukannya seperti halnya kamu".
Para muhajirin menjawab, "Tentu ya Rasul Saw". Nabi bersabda, "Bertasbih, bertakbir dan bertahmidlah setiap ba’da shalat sebanyak tigapuluh kali". Hal ini terungkap dalam sahih Bukhari, dari Abu Hurairah.
Abu Shalih salah seorang perawi hadis ini berkata, Orang-orang muhajirin tersebut kemudian kembali menghadap Rasullulah Saw. seraya berkata, "Saudara-saudara kami yang kaya-kaya itu mendengarkan apa yang kami lakukan sehingga merekapun melakukannya seperti yang kami amalkan". Nabi saw bersabda, "Itulah anugrah Allah, Dia akan memberikannya kepada siapa yang dia kehendaki".
         
Dalam Al Quran kata dzikir ditemukan lebih dari 250 kali berikut derivasinya, diantaranya QS. Al-Ahzab (33): 41; QS. Thaha (20): 124 dan QS. Al Baqarah (2): 152. Dzikir dan doa adalah dua hal yang saling berhubungan, dzikir merupakan pendahulu doa. Secara umum dzikir berarti mengingat. Dari aspek terminologi terdapat beberapa pendapat diantaranya: upaya menghadirkan Allah Swt. kedalam qalbu disertai perenungan (tadabbur), hai’ah (perangkat) bagi jiwa yang memungkinkan seseorang untuk mengingat pengetahuan-pengetahuan yang diyakini. Dzikir adalah sarana keluar dari lalai  menuju musyahadah, disertai perasaan khauf (takut) dan hubb (cinta).
          Dzikir dapat berbentuk qalbu, pikiran, amal atau sikap; dapat pula berbentuk lisan dengan cara membaca beberapa ayat-ayat Al Quran atau seluruh ayat. Dzikir menurut pengertian bahasa adalah “mengingat dan menghadirkan sesuatu didalam hati dan pikiran, baik melalui ucapan dengan lisan atau bukan, dengan maksud mengingat kembali yang telah dilupakan maupun untuk memantapkan ingatan kembali yang masih tetap melekat pada ingatan.
Dzikir juga menyebut Allah dengan membaca tasbih (subhanallah), tahlil (lailaha illallah), tahmid (al hamdulilah), taqdis (quddusun), takbir (Allahu akbar), hauqalah (la haula wala quwwata illla billah), hasnalah (hasbiyallah), membaca basmalah (bismillahir rahmanir rahim), dan membaca Al Quran dan membaca doa-doa yang ma'tsur yaitu doa-doa yang bersumber dari Nabi Saw, sahabat, tabiin-tabiin dan ulama-ulama shalafushaleh.
Sedangkan menurut Atha’ bahwa majelis-majelis yang membahas soal halal dan haram disebut juga majelis dzikir karena ia mengingatkan kita dari kelalaian kepada kesadaran sebagaimana halnya dalam Fathul Bari bahwa termasuk dzikir jika kita mengamalkan seluruh perintah atau tugas agama dan menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian membaca Al Quran, hadis, mengkaji ilmu-ilmu agama dan memperbanyak shalat tatawwu’ termasuk bagian dari dzikir.
Maksud dzikir dengan lisah menurut Fahru al Razi adalah mentasbihkan (mensucikan) Allah dari segala kekurangan dengan tasbih, memuji Allah dengan tahmid dan mengagungkan Allah dengan takbir. Sedangkan dzikir qalbu yaitu mentafakkuri dalil-dalil tentang wujud-Nya Allah Swt, sifat-sifat-Nya, perintah dan larangan-Nya untuk mengetahui hukum-hukum dan rahasia-rahasia yang terkandung dalam penciptaan alam semesta, dan menurutnya dzikir dengan seluruh anggota badan yaitu mengarahkan segala kemampuan dan potensi untuk segala ketaatan.
Buku doa Al Ta’qibat ini adalah doa-doa yang mengiringi shalat yang dianjurkan dibaca setiap selesai shalat terutama shalat fardhu.

Ukuran                :    10,5 x 14,5 (Edisi Fotocopy)
Tebal                    :    xiv + 168 hal.
Harga                   :    Rp. 20.000,-

Untuk pemesanan hubungi: Abi Tami, HP. 081312322631, 08164203928, WA. 081312322631

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About

Pages

Most Trending