Selasa, 27 Oktober 2020

TAFSIR AL MASIH AL DAJJAL DAN KEBANGKITAN DUNIA ISLAM

 


Dalam hadits Nabi yang populer, setiap muslim yang menegakkan shalat senantiasa berdoa (membaca istiadzah) sesudah tasyahud akhir dan sebelum salam dengan doa:

 

اَللَّهُمَّ إِنِّى اَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَ الْمَمَاتِ وَ مِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ (حديث)

 

Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahanam dan dari siksa kubur, begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya fitnah Dajjal”.

 

Al Masih Al Dajjal adalah lambang kekuatan setan (manusia) yang senantiasa memiliki daya perusak dan penghancur iman, penjahat luar biasa yang senantiasa menggoda dan memfitnah setip mukmin dalam menegakkan agamanya. Dajjal pendusta itu berusaha menghancurkan agama Islam pada setiap tempat dan setiap zaman. Para ulama sepakat tentang keberadaan Al Masih Al Dajjal itu, bahkan ada riwayat yang mutawatir maknawi. Perbedaan ulama hanya pada sifat-sifat Al Masih Al Dajjal saja karena banyaknya riwayat yang saling bertentangan.

 

TAFSIR AYAT-AYAT HAJI : MENUJU BAITULLAH BERBEKAL AL QURAN

 


Alhamdulillah, dengan rahmat dan hidayah Allah Swt, kami telah menyusun tafsir Al-Quran yang secara khusus membahas ayat-ayat yang berkenaan dengan ibadah haji. Tak dipungkiri, para fuqaha telah banyak membahas ibadah haji dari aspek fiqh sesuai dengan mazhabnya masing-masing. Namun, mereka pada umumnya lebih menekankan pada hadis-hadis Nabi Saw. dan kurang menonjolkan pesan dan semangat Al-Quran dalam ibadah yang menjadi rukun pamungkas Islam itu. Akibatnya, umat kadang melaksanakan haji lepas dan kendali utamanya, yaitu ayat-ayat Al-Quran. Hal ini sama halnya jika kita membuka kitab fiqih mengenai thahârah (bersuci), shalat, dan bab-bab lainnya.

 

Diakui, para fuqaha menjelaskan berbagai tata cara ibadah dengan semangat menjabarkan Al-Quran melalui hadis-hadis Nabi Saw. Namun, hal ini tak pelak melahirkan perbedaan dalam tata cara ibadah, meski yang paling ragam terdapat dalam cabangnya atau rantingnya saja. Pada akhirnya, jika kita perhatikan secara saksama, banyak riwayat yang bertentangan, baik yang masih mungkin untuk ditarjih (diunggulkan) maupun yang harus ditolak salah satunya. Dan, umat pun kadang bingung menghadapi perbedaan pendapat, dan bahkan berselisih atas suatu simpulan fiqih yang amat tajam.

 

TAFSIR ISTIADZAH

 


Manusia diciptakan oleh Allah Swt. sebagai hamba dan khalifah-Nya. Untuk meningkatkan nilai kehambaan dan kekhalifahannya, diantara onak duri yang dihadapi dan untuk meningkatkan ketakwaannya, manusia harus berhadapan dengan tipu daya syetan. Untuk berhadapan dengan syetan, Allah membekali manusia dengan semboyan dan titik tolak hidup, yaitu:

 

"Aku berlindung kepada Allah yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dari godaan setan yang terkutuk"

 

Serta,

 

"Atas nama Allah sumber Rahmat Pemancar Kasih Sayang"

 

Minggu, 25 Oktober 2020

AL HUSHUN AL MANI’AH

 


Banyak sekali ayat-ayat Al Quran dan hadits-hadits Nabi kita temukan, yang memerintahkan agar kita berdzikir dan berdoa dan sunnah Nabi telah membuktikannya. Abdullah bin Abbas, seorang sahabat Rasulullah Saw. yang sangat menonjol dalam tafsir berkata,

 

“Seluruh ibadah fardlu yang dibebankam kepada hamba-Nya pasti Dia tetapkan batas tertentu-baik jumlah, waktu dan tempat serta kelonggaran karena ada uzur, kecuali dzikir, tidak ada batas-batas itu, sebagaimana Allah Swt. telah memerintahkan agar berdzikir baik dalam keadaan berdiri, duduk atau tidur dan Dia memerintahkan agar berdzikir sebanyak-banyaknya, siang maupun malam, di darat ataupun di laut, sehat atau sakit, sembunyi-sembunyi atau terang-terangan".

 

Sabtu, 24 Oktober 2020

AL AHRAZ AHLUL BAIT DAN DOA PENANGKAL SIHIR

 


Sihir dapat digolongkan dalam beberapa jenis: untuk memisahkan suami istri, untuk menghambat usaha, untuk menghambat karier, untuk membuat sakit seseorang, hingga untuk membunuhnya.

 

Barangkali serkarang tidak lagi dijumpai tukang sihir semacam dalam film-film horor. Konsumennya pun orang-orang bemobil dan berdasi yang tidak mungkin masuk gang-gang sempit untuk menemui mbah dukun. Apalagi dia harus memarkir mobil di ujung gang, atau susah payah mencari ayam yang bulunya putih mulus.

 

Jumat, 23 Oktober 2020

ADAB SAFAR : TUNTUNAN PERJALANAN

 


Bepergian sudah menjadi satu bagian dari kehidupan ini. Tidak dapat dipungkiri jika salah satu kunci pemutar "roda kehidupan" adalah aktivitas bepergian setiap penghuni planet bumi ini. Al Quran lebih lanjut memberi petunjuk kepada kita berbagai tujuan dan manfaat aktivitas bepergian atau suatu perjalanan.

 

Pertama, dengan bepergian akan dapat diketahui kisah-kisah kaum terdahulu. Dengan demikian dapat diambil pelajaran atau teladan agar kejadian pahit dimasa lalu tidak terulang kembali.

 

Dalam Tafsir Al Qasimy, Muhammad Jamaluddin menguraikan sebagai berikut, “Saya telah menemukan banyak pakar tafsir yang berpendapat bahwa kitab suci memerintahkan manusia agar mengorbankan sebagian waktunya atau masa hidupnya (termasuk uang dan harta) untuk melakukan perjalanan wisata atau khuruj, agar ia dapat menemukan peninggalan-peninggalan kuno, mengetahui informasi-informasi (keadaan) umat-umat terdahulu. Semuanya itu dimaksudkan agar menjadi pelajaran dan ibrah yang dengannya otak-otak yang keras dan beku dapat diketuk (atau hati-hati yang hitam pekat dapat dilunakkan)."

 

KLASIFIKASI AYAT-AYAT AL QURAN

 


Sebagai petunjuk bagi manusia Al Quran mengatur semua aspek kehidupan secara menyeluruh, menyangkut hubungan antara manusia dengan Khaliknya, manusia dengan sesama manusia maupun manusia dengan alam. Dalam diri setiap muslim tertanam suatu keyakinan bahwa semua aktivitas yang ia kerjakan semasa hidup di dunia ini kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.

 

Agar setiap muslim mampu mempertanggung jawabkan sesuai dengan yang dikehendaki Allah maka aturan permainan, pedoman hidup yang dipakai dalam hidup dan kehidupannya harus sesuai dengan sistem nilai Allah (Islam) yang ada dalam Al Quranul Karim.

 

Selasa, 13 Oktober 2020

TAFSIR MUSTAHIK ZAKAT

 


Dari pengalaman tugas-tugas dakwah baik di kalangan masyarakat kota, desa, kantor-kantor, BUMN-BUMN, Perusahaan-perusahaan swasta, serta kulliah-kulliah di kalangan mahasiswa, banyak sekali pertanyaan mengenai zakat dan seluk-beluknya. Dimulai dari undangan Pesantren al-Ma’shum dengan pembahasan mustahiq zakat, maka kami susunlah naskah singkat ini sekadar pedoman sederhana, terutama bagi muballigh-muballigh muda dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan sekitar problema zakat.

 

Perkembangan situasi dan kondisi dunia yang berkembang sangat cepat, lebih-lebih dalam bidang ekonomi, maka ijtihad-ijtihad baru mengenai zakat ini sangat dibutuhkan. Dan para muballigh serta ulama-ulama muda, sangat perlu sekali memperluas wawasan mengenai fatwa-fatwa baru mengenai zakat ini.

 

TA’DZÎM AL-QUR ÂN : MENGAGUNGKAN DAN MEMULIAKAN AL-QUR ÂN

 


Dalam rangka menyempurnakan Ma’rifatullah itu maka kami bercita-cita untuk mengungkap Tafsir Syu’ab al-Îmân yaitu Cabang-cabang keimanan yang jumlahnya 77 itu, maka pertama kami terbitkan inti dari iman itu yaitu Iman kepada Allah dan kepada Rasul Muhmmad Saww dengan judul buku “Memantapkan Dua Kalimah Syahadat” yang mengungkap tingkatan-tingkatan syahadat serta implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Buku ini dimaksudkan, disamping mengungkap implementasi keimanan kepada al-Qur ân, sekaligus mengungkap Syu’ab al-Iman yang ke 19 yaitu “Ta’dzîm al-Qur ân”, bagaimana seseorang mengimani dan mengimplementasikan serta memuliakan al-Qur ân itu dalam kehidupan sehari-hari.

 

Minggu, 11 Oktober 2020

KHUTBAH-KHUTBAH PENGGUGAH SEMANGAT

 


Setelah 50 tahun sebagai Muballigh dan Khatib di seluruh Indonesia, kami berusaha mengumpulkan naskah-naskah khutbah ‘Iedul Fitri dan khutbah ‘Iedul Adha kami sejak 1964 di beberapa daerah di Bandung dan Jakarta khususnya serta di beberapa daerah di Jabar dan di Selayar Sulawesi Selatan. Khutbah ‘Iedul Fitri di Lapang Siliwangi dan Lapang Lodaya Bandung, demikian juga di Lapang Ciumbuleuit dan beberapa tempat yang lain belum kami temukan. Kami baru menemukan 14 naskah khutbah ‘Iedul Fitri dan 6 khutbah ’Iedul Adha.

 

Khutbah yang terdeteksi baru 26 tahun sejak 1406 H / 1996 M, sedang tahun-tahun sebelumnya sedang dikumpulkan. Kami bermaksud menerbitkan kumpulan-kumpulan khutbah ini sebagai dakwah tertulis dan pelajaran bagi kaum muslimin keseluruhan, dan sekaligus catatan sejarah dakwah yang tujuan akhirnya ialah agar dapat menjadi pelajaran bagi muballigh-muballigh muda serta khatib-khatib muda dalam menyampaikan khutbah yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dimana dia berkhutbah serta situasi kondisi sosial kultur politik saat itu baik internasional, nasional, regional dan lokal dimana tempat ia berkhutbah.

 

Sabtu, 10 Oktober 2020

HIZIB AL-LATHÎF

 


Hizib merupakan doa, yang diselingi dengan ayat-ayat al-Qur ân tertentu, yang jika ayat itu dibaca, atau membaca doa-doa tertentu maka Allah Swt mengirim malaikat-malaikat, untuk mengawal dan mendoakan orang yang membacanya. Itulah sebabnya maka doa-doa semacam itu dinamakan hizb. Ibnu Manshûr mengatakan hizib adalah bacaan atau salat yang dijadikan semacam wirid untuk dirinya.

 

Dikalangan ahli Tarekat: ”Hizib merupakan bagian dari paket mujâhadah dan riyâdhah yang harus dilakukan untuk mencapai jenjang-jenjang taqarrub yang ditargetkan”.

 

JEJAK KEJAYAAN PERADABAN TURKI

 


Mengungkap Peradaban Turki sangat menarik, karena merupakan mata rantai dari peralihan Perdaban Barat dan Timur, serta berada pada poros bumi. Hal ini tidak lepas dari I’jâz (Kemujizatan) al-Qurân dan I’jaz Hadis-Hadis Nabi Saww sebagaimana diungkapkan oleh Allah Swt dalam surah al-Rûm dan Hadis-Hadis Nabi dalam aneka riwayat.

 

Dalam sejarah Romawi (bangsa Rum) banyak terkandung butir-butir mutiara serta aneka permata yang berharga. Pertarungan bangsa-bangsa yang tidak habis-habisnya, pertarungan Agama Samawi dengan Agama Bumi, serta pertarungan Agama Samawi dengan Agama Samawi, sebagaimana diungkapakan oleh Allah Swt pada surah al-Baqarah (2): 251 (lihat ayat di al-Qurân),

 

.......Seandainya Allah tidak menolak keganasan sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini, tetapi Allah mempunyai karunia yang dicurahkan atas semesta alam”.

 

MARHABAN YA RAMADHAN

 


Bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan adalah bulan-bulan yang dimuliakan, oleh karenanya pahala ibadah dan amal saleh yang dikerjakan hamba-hamba-Nya dilipatgandakan. Demikian mulianya bulan-bulan ini sehingga dalam suatu riwayat, bulan Rajab dinamakan bulan Allah, bulan Sya’ban dinamakan bulan Rasulullah Saw, dan bulan Ramadhan adalah bulan kaum muslimin.

 

Dalam kitab Fadhail Amal dikatakan bahwa pada bulan-bulan ini pintu langit dan pintu surga dibuka, oleh karena itu Allah Swt menganjurkan kepada hamba-Nya supaya memperbanyak amal ibadah, banyak beristighfar, karena semua do’a dan permohonan akan dikabulkan.

TAFSIR AYAT-AYAT QUNUT

 


Buku ini merupakan sebuah tafsir atas ayat-ayat qunut sehingga setelah membaca buku ini kita segera akan mendapatkan kesimpulan bahwa ternyata qunut adalah merupakan terminologi Al Qur’an untuk menggambarkan ketaatan dan penghambaan, bukan sekedar doa yang dibaca pada waktu salat. Itu hanyalah satu dari sekian banyak makna qunut.

 

Buku ini sebenarnya berasal dari pertanyaan-pertanyaan para mustami (pemirsa) Taman Al Qur’an (Sebuah acara radio yang diasuh oleh Pesantren Al Qur’an Babussalam bekerjasama dengan RRI). Karena banyaknya pertanyaan tentang qunut maka disusunlah buku ini dengan mengacu pada ayat-ayat Al Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah serta pendapat para fuqaha.

 

Jumat, 09 Oktober 2020

DOA-DOA IBADAH HAJI DAN UMRAH

 


Dengan rahmat dan karunia Allah Swt. Alhamdulillah “Doa Ibadah Haji dan Umrah berdasarkan al-Qur ân dan al-Hadîts“ telah dapat kami susun kembali dengan edisi revisi, lengkap dengan latinnya, mengingat masih banyak jamaah haji yang belum lancar membaca al-Qur ân.

 

Pada hakekatnya, inti dari ibadah dalam Islam, termasuk ibadah haji, adalah zikir dan doa. Kualitas ibadah haji seseorang tergantung pada kualitas dan kuantitas doa dan zikirnya, sehingga mau tidak mau setiap calon haji sangat membutuhkan bimbingan doa dan zikir melalui buku semacam ini.

 

Kamis, 08 Oktober 2020

POLA TAFSIR 30 AYAT AL QURAN

 


Mempelajari al-Qur ân 30 juz keseluruhan dan mendalam, membutuhkan waktu yang sangat panjang, semangat yang membara serta tenaga yang fiks, sarana yang mamadai serta ilmu yang mendalam dan luas. Dunia moderen dan era globalisasi mendorong setiap manusia diliputi kesibukan luar biasa untuk meningkatkan tingkat hidup berdasarkan standar kualitas primer, sekunder dan tersier, lebih-lebih dalam era krisis ekonomi dunia.

 

Terdorong oleh pandangan Abi Ja’far Muhammad bin Jarîr al- Thabary (wft. 310 H, dalam tafsirnya Jami’ al-Bayân fi Takwil al-Qurân demikian juga Abi ’Abdullâh bin Ahmad al-Anshâri al- Qurthuby (ft. 671 H.) Al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur ân, serta pandangan Mufassir-mufassir yang lain, bahwa Allah Swt menguji kepada Ibrahim ’a. s. 30 inti ajaran Islam dan Nabiyyullâh Ibrahim ’a.s. lulus dalam merealisasikannya secara lengkap dan sempurna sehingga beliau diberi gelar ”Khalîlullâh” yaitu kecintaan, kekasih dan sahabat Allah Swt. Seperti itu juga ujian diberikan kepada Muhammad bin ’Abdullâh dan beliau merealisasikannya secara lengkap dan sempurna, sehingga beliau diberi gelar ”Rasûlullâh, dan Habîbullâh.”

 

MA’RIFAT AL-RUSUL: NABI ISMÂ’IL ‘A.S.

 


Ismail ‘a.s. adalah putera Ibrahim ‘a.s., pelopor Islam dan penegak agama tauhid, bapak bangsa Arab. Itulah sebabnya maka memahami sejarah perjuangan Isma’il ‘a.s. sangat penting sebagai pelopor dan penegak tauhîdullâh. Sedangkan Isma’il putranya adalah Dzabîhullâh, bapak bangsa Arab.

 

Mengungkap sejarah Isma’il ‘a.s. sangat menarik, karena beliau adalah “Bapak bangsa Arab” yang turut membangun Ka’bah, kiblat kaum muslimin dimana saat ini dikunjungi tidak kurang tiga juta kaum muslimin menunaikan ibadah haji setiap bulan haji.

 

MA’RIFAT AL-RUSUL: NABI ISHÂQ ‘A.S. – NABI YA’QÛB ‘A.S. – NABI YUSUF ‘A.S.

 


Setelah terbit buku “Ma’rifat al-Rusul” jilid I (Adam ‘a.s., Idris ‘a.s.), sebagai lanjutan terbitnya “Ma’rifat al-Rasul” (Muhammad Saww), maka buku yang ada dihadapan pembaca saat ini adalah “Ma’rifat al-Rusul” jilid IV (9.Nabi Ishâq ‘a.s. 10.Ya’qûb ‘a.s. 11. Yusuf ‘a.s.). Sedangkan khusus nabi Ibrahim a.s. jilid II dan Isma’il ‘a.s. jilid III.

 

Mengenal rasul-rasul yang 25 itu, adalah implementasi dari Rukun Iman kepada rasul-rasul, sehingga wajiblah bagi seorang mukmin untuk mengenal rasul-rasul itu, serta mencintainya dan mengambil pelajaran dari keteladanannya, terutama dalam rangka menghidupkan kembali semangat jihad para rasul-rasul itu, untuk ditebarkan kepada generasi muda Islam. Ini sangat penting, dikala semangat jihad sekarang sudah mulai pudar.

 

MA’RIFAT AL-RUSUL: NABI IBRAHIM ‘A.S.

 


Mengungkap sejarah Ibrahim ‘a.s. sangat menarik, karena beliau adalah “Bapak nabi-nabi” yang mendapat gelar “Khalîlullâh” yaitu sahabat, teman dan kekasih Allah Swt. Beliau juga mendapat gelar “Abu al-Dhaif” yaitu bapak para tamu, karena hobbinya menghormati dan melayani tamu-tamu. Namun yang paling menonjol karena beliau “Pembangun Ka’bah,” kiblat kaum muslimin dimana saat ini dikunjungi tidak kurang tiga juta kaum muslimin menunaikan ibadah haji setiap bulan Haji, dan umrah Ramadhan mencapai 5 juta.

 

Didalam al-Qurân, sebutan nama Ibrahim ditemukan 69 kali yang tersebar di dua puluh lima surah, baik Makkiyah maupun Madaniyah, pada 64 ayat. Dua hal ini menunjukkan, betapa penting memahami dan mempelajari sejarah hidup dan tokoh sejarah yang telah mempertontonkan peri hidupnya sebagai teladan utama dalam menempuh perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan di dunia ini pada masanya.

 

PETA MUFASSIR AL QURAN

 


Bagi orang yang ingin mendalami al-Qur ân, maka mau tidak mau wajib memahami Tafsir-tafsir al-Qur ân. Sebelum memahami seluruh Tafsir yang ada di dunia, maka wajib memahami ringkasan-ringkasan Tafsirnya dan mazhab para Mufassir, demikian juga sejarah para Mufassir, latar belakangnya serta daerah dimana seorang Mufassir itu berkembang. Demikian juga wajib memahami masa seorang mufassir itu hidup, serta PETA MUFASSIR tersebut.

 

Buku ini secara singkat mengungkap Peta Mufassir (Ahli Tafsir) tersebut serta nama tafsirnya, mazhab mufassir, tahun dan tempat atau daerah mufassir tersebut, masa hidupnya serta cetakannya, demikian juga bahasa yang digunakan dalam tafsir tersebut. Bahasa Arab sebagai bahasa Internasional Ummat Islam, maka Tafsir yang diutamakan adalah tafsir bahasa Arab.

 

MEMANTAPKAN SYAHADATAIN (DUA KALIMAH SYAHADAT)

 


Kalau kita meneliti dan merenungkan al-Qur ân dan al-Hadîts, teristimewa yang berhubungan dengan Akidah dan Keimanan, maka kita akan menemukan dan memperoleh saripati ajaran Islam pada kalimah yang terkenal dengan Syahadatain atau Dua Kalimah Syahadat.

 

Banyak sekali hadis-hadis Nabi yang mengungkap dan mengarahkan kearah itu, mulai dari Ma’rifatullâh, dan Ma’rifat al-Rasûl yang puncaknya Syahadatain.

 

Karya tulis sederhana berikut ini mengungkap, menjelaskan dan memantapkan pengertian itu, serta bagaimana aplikasinya dalam kehidupan serta tingkatan-tingkatannya yang terkenal dengan “maqâmat.“

 

77 ANGKA TUJUH DALAM AL-QUR ÂN DAN AL-HADITS

 


Buku “The Mistery of Numbers” yang ditulis seorang non muslim Annemerie Schimmel, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Agung Prihantoro, penyunting M.S. Nasrullah dengan judul “Misteri Angka-Angka dalam Berbagai Peradaban Kuno dan Tradisi Agama Islam, Yahudi, dan Kristen” dan diterbitkan Pustaka Hidayah tahun 2006 bulan Sya’ban 1427 H / Oktober.

 

Setelah terbit buku ini, kemudian 2008, terbit buku “Misteri Angka dalam Mukjizat Metematika al-Qur ân”, yang kitab aslinya sudah terbit 2005 di Homs Syiria yang ditulis oleh Ir. ’Abd al-Daim al-Kahil. Buku-buku ini adalah buku ilmiah, yang tentunya agak sulit untuk dicerna oleh ummat Islam awam. Buku ini mengungkap 700 fakta yang mampu menyingkap kemukjizatan angka tujuh sekaligus membuktikan bahwa sesungguhnya ayat-ayat al-Qur ân lebih agung dan lebih dahsyat dari yang Anda bayangkan sebelumnya.

 

Rabu, 07 Oktober 2020

ZIONIS DALAM AL-QURÂN: PERAN SYÂS BIN QAIS MENGHANCURKAN ISLAM

 


Pendudukan Palestina oleh Israel memiliki sejarah panjang, sepanjang sejarah manusia. Israel adalah keturunan Nabi Ya’kub, mendapatkan kejayaan pada zaman Nabi Yusuf, dianiaya oleh Fir’aun sehingga dengan pimpinan Nabi Musa harus berpindah ke Palestina.

 

Di Palestina, mereka adalah kaum pendatang karena disana telah tinggal kaum Kan’an keturunan Nabi Nuh. Karena kebejatan moralnya, kaum Bani Israil kembali terusir dari tanah Palestina dan mengembara ke seluruh penjuru dunia.

 

Pada zaman Rasulullah Saw di Madinah, seorang Yahudi bernama Syas bin Qais berusaha memecah belah persatuan ummat Islam karena iri melihat upaya Rasulullah mempersaudarakan berbagai suku dan kabilah Arab dan Madinah. Hal ini menjadi sebab turunnya ayat Al Quran yang sangat penting, yaitu QS. Ali Imran [3]: 100-101.

 

RAMALAN PRABU JAYABAYA DAN PREDIKSI NABI TENTANG KEHANCURAN

 


Siapa yang tidak kenal dengan ramalan Jayabaya ini: Jamane jaman edan, nek ora edan ora keduman. Artinya, zaman sekarang adalah zaman tidak karuan, yang tidak ikut-ikutan arus tidak akan mendapat bagian.

 

Menakutkan ya? Tentu! Berarti kalau kita tidak ikut-ikutan korupsi, karena sekarang sedang zaman korupsi, kita tidak akan pernah kaya?

 

Bukan begitu, karena Jayabaya melanjutkan: sak becik-becike uwong sing eling lan waspodo. Artinya, sebaik-baik orang adalah yang ingat (pada Allah atau ajaran agama) dan waspada dengan segala kondisi.

 

Ternyata yang lebih utama adalah yang tidak mengikuti arus begitu saja, ikut gila-gilaan, meskipun barangkali dianggap ketinggalan zaman.

 

About

Pages

Most Trending