Dalam hadits Nabi yang populer, setiap muslim yang menegakkan shalat senantiasa berdoa (membaca istiadzah) sesudah tasyahud akhir dan sebelum salam dengan doa:
اَللَّهُمَّ إِنِّى اَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَ الْمَمَاتِ وَ مِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ (حديث)
“Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahanam dan dari siksa kubur, begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya fitnah Dajjal”.
Al Masih Al Dajjal adalah lambang kekuatan setan (manusia) yang senantiasa memiliki daya perusak dan penghancur iman, penjahat luar biasa yang senantiasa menggoda dan memfitnah setip mukmin dalam menegakkan agamanya. Dajjal pendusta itu berusaha menghancurkan agama Islam pada setiap tempat dan setiap zaman. Para ulama sepakat tentang keberadaan Al Masih Al Dajjal itu, bahkan ada riwayat yang mutawatir maknawi. Perbedaan ulama hanya pada sifat-sifat Al Masih Al Dajjal saja karena banyaknya riwayat yang saling bertentangan.